Get me outta here!

Minggu, 10 November 2024

Pakaian Preloved di Tengah Tren Fast Fashion, Relevankah?


 Bersamaan dengan menjamurnya tren thrifting, para penjual baju bekas—terutama dalam platform daring, mulai menggunakan istilah “preloved” sebagai bagian dari branding usaha mereka. Istilah preloved atau pre-loved sendiri terbentuk dari prefiks “pre” dan kata sifat “loved” yang dapat dimaknai sebagai barang yang dicintai oleh pemilik terdahulunya. Penggunaan istilah ini pada media cetak pertama tercatat pada tahun 1970-an. Istilah pre-loved banyak digunakan sebagai eufemisme untuk menjual barang bekas bersama dengan penggunaan kata “pre-owned”.

Pakaian Preloved: Solusi Hemat dan Stylish

 


Menggunakan pakaian preloved untuk tampil stylish saat Idulfitri menjadi solusi cerdas dan berkelanjutan yang diangkat dalam artikel dari Cermati. Tradisi mengenakan pakaian baru sering kali dianggap penting saat merayakan Idulfitri, namun sebenarnya esensi dari perayaan ini tidak hanya terbatas pada penampilan luar. Memilih pakaian preloved justru bisa menjadi pilihan bijak, terutama bagi mereka yang ingin tetap tampil modis tanpa menguras anggaran. 

Selain menghemat biaya, pakaian preloved juga memberikan kebebasan untuk berkreasi dalam menciptakan gaya unik dengan teknik mix and match. 

Strategi Pemasaran untuk Bisnis Pakaian Preloved

 


Bisnis pakaian preloved memiliki potensi besar di tengah tren fesyen yang semakin mengutamakan keberlanjutan dan keunikan gaya. Untuk memaksimalkan peluang tersebut, terdapat beberapa strategi pemasaran yang efektif. Pertama, optimalisasi kehadiran di platform digital dan media sosial sangat penting. Bisnis dapat memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, serta marketplace seperti Shopee dan Tokopedia.

Dampak Positif Fashion Berkelanjutan terhadap Lingkungan

 


Artikel mengenai fashion ramah lingkungan dari Desa Cikoneng membahas pentingnya kesadaran akan dampak industri fashion terhadap lingkungan. Industri fashion dikenal sebagai salah satu penyumbang utama polusi, mulai dari budidaya bahan baku seperti kapas yang membutuhkan banyak air dan pestisida, hingga proses produksi yang melepaskan bahan kimia berbahaya.

Milenial dan Gen Z Makin Gemari Pakaian Bekas

 


Generasi milenial dan Gen Z saat ini menunjukkan minat yang semakin tinggi terhadap pakaian bekas. Mereka tidak hanya tertarik karena alasan estetika atau harga murah, tetapi juga karena kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Statistik menunjukkan bahwa hampir 67% dari generasi muda membeli pakaian bekas, sebuah angka yang signifikan yang menandakan trend ini sudah menjadi bagian integral dari perilaku konsumennya.